Jumat, 12 April 2013

KERAJAAN MAJAPAHIT TERNYATA KERAJAAN ISLAM SEJAK AWALNYA ?


Islamedia : Saudaraku......, Seorang sejarawan pernah berujar bahwa sejarah itu adalah versi atau sudut pandang orang yang membuatnya. Versi ini sangat tergantung dengan niat atau motivasi si pembuatnya. Barangkali ini pula yang terjadi dengan Majapahit, sebuah kerajaan maha besar masa lampau yang pernah ada di negara yang kini disebut Indonesia. Kekuasaannya membentang luas hingga mencakup sebagian besar negara yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara. Namun demikian, ada sesuatu yang ‘terasa aneh’ menyangkut kerajaan yang puing-puing peninggalan kebesaran masa lalunya masih dapat ditemukan di kawasan Trowulan Mojokerto ini. Sejak memasuki Sekolah Dasar, kita sudah disuguhi pemahaman bahwa Majapahit adalah sebuah kerajaan Hindu terbesar yang pernah ada dalam sejarah masa lalu kepulauan Nusantra yang kini dkenal Indonesia. Inilah sesuatu yang terasa aneh tersebut. Pemahaman sejarah tersebut seakan melupakan beragam bukti arkeologis, sosiologis dan antropologis yang berkaitan dengan Majapahit yang jika dicerna dan dipahami secara ‘jujur’ akan mengungkapkan fakta yang mengejutkan sekaligus juga mematahkan pemahaman yang sudah berkembang selama ini dalam khazanah sejarah masyarakat Nusantara.

‘Kegelisahan’ semacam inilah yang mungkin memotivasi Tim Kajian Kesultanan Majapahit dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pengurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta untuk melakukan kajian ulang terhadap sejarah Majapahit. Setelah sekian lama berkutat dengan beragam fakt-data arkeologis, sosiologis dan antropolis, maka Tim kemudian menerbitkannya dalam sebuah buku awal berjudul ‘Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah Yang Tersembunyi’.

Buku ini hingga saat ini masih diterbitkan terbatas, terutama menyongsong Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta beberapa waktu yang lalu. Sejarah Majapahit yang dikenal selama ini di kalangan masyarakat adalah sejarah yang disesuaikan untuk kepentingan penjajah (Belanda) yang ingin terus bercokol di kepulauan Nusantara. Akibatnya, sejarah masa lampau yang berkaitan dengan kawasan ini dibuat untuk kepentingan tersebut. Hal ini dapat pula dianalogikan dengan sejarah mengenai PKI. Sejarah yang berkaitan dengan partai komunis ini yang dibuat di masa Orde Baru tentu berbeda dengan sejarah PKI yang dibuat di era Orde Lama dan bahkan era reformasi saat ini. Hal ini karena berkaitan dengan kepentingan masing-masing dalam membuat sejarah tersebut. Dalam konteks Majapahit, Belanda berkepentingan untuk menguasai Nusantara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Untuk itu, diciptakanlah pemahaman bahwa Majapahit yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia adalah kerajaan Hindu dan Islam masuk ke Nusantara belakangan dengan mendobrak tatanan yang sudah berkembang dan ada dalam masyarakat.

Apa yang diungkapkan oleh buku ini tentu memiliki bukti berupa fakta dan data yang selama ini tersembunyi atau sengaja disembunyikan. Beberapa fakta dan data yang menguatkan keyakinan bahwa kerajaan Majpahit sesungguhnya adalah kerajaan Islam atau Kesultanan Majapahit adalah sebagai berikut :

1. Ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang bertuliskan kata-kata ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’. Koin semacam ini dapat ditemukan dalam Museum Majapahit di kawasan Trowulan Mojokerto Jawa Timur. Koin adalah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah wilayah kerajaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sangat tidak mungkin sebuah kerajaan Hindu memiliki alat pembayaran resmi berupa koin emas bertuliskan kata-kata Tauhid.


2. Pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang selama ini dikenal sebagai Wali pertama dalam sistem Wali Songo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah Qadhi atau hakim agama Islam kerajaan Majapahit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Agama Islam adalah agama resmi yang dianut oleh Majapahit karena memiliki Qadhi yang dalam sebuah kerajaan berperan sebagai hakim agama dan penasehat bidang agama bagi sebuah kesultanan atau kerajaan Islam.


3. Pada lambang Majapahit yang berupa delapan sinar matahari terdapat beberapa tulisan Arab, yaitu shifat, asma, ma’rifat, Adam, Muhammad, Allah, tauhid dan dzat. Kata-kata yang beraksara Arab ini terdapat di antara sinar-sinar matahari yang ada pada lambang Majapahit ini. Untuk lebih mendekatkan pemahaman mengenai lambang Majapahit ini, maka dapat dilihat pada logo Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, atau dapat pula dilihat pada logo yang digunakan Muhammadiyah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Majapahit sesungguhnya adalah Kerajaan Islam atau Kesultanan Islam karena menggunakan logo resmi yang memakai simbol-simbol Islam.


4. Pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah seorang muslim. Hal ini karena Raden Wijaya merupakan cucu dari Raja Sunda, Prabu Guru Dharmasiksa yang sekaligus juga ulama Islam Pasundan yang mengajarkan hidup prihatin layaknya ajaran-ajaran suf, sedangkan neneknya adalah seorang muslimah, keturunan dari penguasa Sriwijaya. Meskipun bergelar Kertarajasa Jayawardhana yang sangat bernuasa Hindu karena menggunakan bahasa Sanskerta, tetapi bukan lantas menjadi justifikasi bahwa beliau adalah seorang penganut Hindu. Bahasa Sanskerta di masa lalu lazim digunakan untuk memberi penghormatan yang tinggi kepada seseorang, apalagi seorang raja. Gelar seperti inipun hingga saat ini masih digunakan oleh para raja muslim Jawa, seperti Hamengku Buwono dan Paku Alam Yogyakarta serta Paku Buwono di Solo. Di samping itu, Gajah Mada yang menjadi Patih Majapahit yang sangat terkenal terutama karena Sumpah Palapanya ternyata adalah seorang muslim. Hal ini karena nama aslinya adalah Gaj Ahmada, seorang ulama Islam yang mengabdikan kemampuannya dengan menjadi Patih di Kerajaan Majapahit. Hanya saja, untuk lebih memudahkan penyebutan yang biasanya berlaku dalam masyarakat Jawa, maka digunakan Gajahmada saja. Dengan demikian, penulisan Gajah Mada yang benar adalah Gajahmada dan bukan ‘Gajah Mada’. Pada nisan makam Gajahmada di Mojokerto pun terdapat tulisan ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’ yang menunjukkan bahwa Patih yang biasa dikenal masyarakat sebagai Syeikh Mada setelah pengunduran dirinya sebagai Patih Majapatih ini adalah seorang muslim.


5. Jika fakta-fakta di atas masih berkaitan dengan internal Majapahit, maka fakta-fakta berikut berhubungan dengan sejarah dunia secara global. Sebagaimana diketahui bahwa 1253 M, tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan menyerbu Baghdad. Akibatnya, Timur Tengah berada dalam situasi yang berkecamuk dan terjebak dalam kondisi konflik yang tidak menentu. Dampak selanjutnya adalah terjadinya eksodus besar-besaran kaum muslim dari Timur Tengah, terutama para keturunan Nabi yang biasa dikenal dengan ‘Allawiyah. Kelompok ini sebagian besar menuju kawasan Nuswantara (Nusantara) yang memang dikenal memiliki tempat-tempat yang eksotis dan kaya dengan sumberdaya alam dan kemudian menetap dan beranakpinak di tempat ini. Dari keturunan pada pendatang inilah sebagian besar penguasa beragam kerajaan Nusantara berasal, tanpa terkecuali Majapahit.

Inilah beberapa bukti dari fakta dan data yang mengungkapkan bahwa sesungguhnya Majapahit adalah Kesultanan Islam yang berkuasa di sebagian besar kawasan yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara ini. Sekali lagi terbukti bahwa sejarah itu adalah versi, tergantung untuk apa sejarah itu dibuat dan tentunya terkandung di dalamnya beragam kepentingan. Wallahu A’lam Bishshawab. [sejarah-kompasiana]


Baca Selengkapnya... - KERAJAAN MAJAPAHIT TERNYATA KERAJAAN ISLAM SEJAK AWALNYA ?

Kamis, 28 Maret 2013

SEJARAH PENERJEMAHAN ALQUR’AN



Kitab Suci Alquran dan Terjemahnya.


Keluargaku.........., Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat dan petunjuk. Kitab suci umat Islam itu berfungsi sebagai petunjuk hidup bagi seluruh umat manusia.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 2, “Kitab Alquran ini tak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang beriman.”

Kitab suci Alquran diturunkan dalam bahasa Arab, tetapi Islam tak hanya berkembang di Jazirah Arab, bahkan hingga ke seantero dunia. Sejatinya, Alquran—sebagai kitab suci—tak hanya wajib dibaca, tetapi juga dikaji, dipahami, dan diamalkan.

Perintah untuk mengkaji, memahami, dan mengamalkan ayat-ayat Alquran itu tercantum dalam Surah Al-Qamar [54]: 17, “Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran.”

Seiring berkembangnya ajaran Islam, maka muncullah keinginan dan kesadaran untuk menerjemahkan Alquran ke dalam berbagai bahasa yang ada di dunia. Upaya untuk menerjemahkan Alquran itu telah dimulai beberapa belas abad silam—ketika Islam mulai menyebar ke berbagai benua—bahkan pada saat Rasulullah SAW masih hidup.

Menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa lain bukanlah pekerjaan mudah. Betapa tidak. Alquran merupakan mukjizat yang menggunakan bahasa Ilahiyah, yang tak mungkin dapat ditandingi manusia manapun.

Menerjemahkan Alquran selalu menjadi sebuah problematika dan isu yang sulit dalam teologi Islam. “Karena Muslim menghormati Alquran sebagai mukjizat dan tak bisa ditiru,” ujar Afnan Fatani (2006) dalam “Translation and the Qur'an”.

Terlebih, kata-kata dalam Alquran memiliki berbagai arti tergantung pada konteks, sehingga untuk membuat sebuah terjemahan yang akurat amatlah sulit.

Menerjemahkan Alquran bukanlah usaha untuk menduplikasi atau mengganti teks Alquran yang asli.

Kedudukan terjemahan dan tafsir yang dihasilkan manusia tidak sama dengan Alquran itu sendiri. Keaslian dan kemurnian Alquran dijaga oleh tangan Ilahi.

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran, dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr [15]:9).

“Usaha manusia dalam menerjemahkan bahasa Ilahiyah sangat tergantung pada kapasitas manusia itu sendiri,” ungkap Ziyadul Ul Haq dalam bukunya “Psikologi Qurani”.

Lalu, sejak kapan upaya penerjemahan Alquran ke dalam bahasa lain mulai dilakukan? Menurut Afnan Fatani (2006) dalam "Translation and the Qur'an", upaya menerjemahkan ayat-ayat Alquran boleh dibilang pertama kali dilakukan pada era Rasulullah SAW.

Suatu hari, Nabi Muhammad SAW pernah berkirim surat kepada dua penguasa, yakni Kaisar Negus dari Abysssinia dan Kaisar Heraclius dari Bizantium. “Dalam surat itu, Rasulullah mencantumkan ayat-ayat dari Alquran,” papar Afnan.

Dalam sebuah sarasehan ilmiah bertajuk Melacak Sejarah Penerjemahan Alquran yang diselenggarakan Universitas Islam Madinah Al-Munawwarah akhir 2007 lalu, terungkap bahwa pertama kali penerjemahan surah Alquran dilakukan ke dalam bahasa Persia.

Guru besar sastra Arab Universitas Islam Madinah Al-Munawwarah Syekh Tamir Salum mengungkapkan, berdasarkan data sejarah, permintaan untuk menerjemahkan Alquran diajukan oleh umat Islam dari Persia. Mereka memohon kepada Salman Al-Farisi untuk menerjemahkan kepada mereka beberapa ayat Alquran.

Salman kemudian menerjemahkan untuk Muslim Persia tersebut Surah Al-Fatihah. Salman merupakan salah seorang sahabat Nabi SAW yang berasal dari non-Arab. “Ia berasal dari Desa Ji di Isfahan, Persia,” papar Syekh Salum.

Menurut dia, terjemahan yang terbanyak dan diulang berkali-kali adalah ke bahasa Melayu, Indonesia, dan Turki.

Versi lengkap

Sedangkan, penerjemahan Alquran secara lengkap pertama kali dilakukan pada 884 M di Alwar (Sindh, India sekarang bagian dari Pakistan).

Terjemahan Alquran tersebut, sebagaimana dikutip dari laman Wikipedia, dibuat atas perintah Khalifah Abdullah bin Umar bin Abdul Aziz. Saat itu, penguasa Hindu Raja Mehruk memohon agar kitab suci umat Islam itu diterjemahkan.

Sebuah terjemahan Alquran berbahasa Persia dari abad ke-11 M juga telah ditemukan. Namun, hingga saat ini tidak diketahui siapa pemilik karya terjemahan yang diberi judul “Qur'an Quds” ini.

Afnan menambahkan, seorang cendekiawan terkemuka Shah Waliullah juga pernah menerjemahkan Alquran secara lengkap ke dalam bahasa Persia. Sedangkan, Syekh Rafiuddin dan Syekh Abdul Qadir menerjemahkan Alquran secara lengkap ke dalam bahasa Urdu. “Pada 1936, barulah terdapat terjemahan Alquran ke dalam 102 bahasa yang ada di dunia,” papar Afnan.

Syekh Salum memaparkan, Alquran telah diterjemahkan ke berbagai bahasa Eropa dan disusul ke dalam bahasa bangsa-bangsa Asia. Namun, kata dia, sangat disayangkan masih adanya perbedaan antara terjemahan Alquran di negara-negara Asia dan Eropa.

Perbedaan tersebut terjadi karena di Eropa banyak terjadi distorsi, baik berupa penambahan ataupun pengurangan. “Selain itu, orang-orang Eropa menganggap Alquran sebagai teks biasa, tidak sama dengan orang-orang Asia yang sangat menjunjung tinggi kesucian Alquran,” kata Syekh Salum.

Penerjemahan Alquran ke berbagai bahasa Afrika, ungkap Salum, baru dilakukan pada saat para penjajah Barat datang ke benua hitam itu. Yang melatarbelakangi upaya penerjemahan tersebut karena adanya desakan dan permintaan kaum Muslimin Afrika terkait kebutuhan yang mereka rasakan.

Dibukukan

Upaya pembukuan karya terjemahan Alquran mulai dilakukan oleh orang-orang Eropa pada abad ke-12 M.

Adalah Kepala biara Gereja Cluny, Petrus Agung atau Peter The Venerable asal Prancis, menurut el-Hurr dalam tulisannya yang berjudul "Barat dan Alquran: Antara Ilmu dan Tendensi", yang pertama kali menerjemahkan Alquran secara tertulis pada 1143 M.

Dibantu seorang teolog abad pertengahan berkebangsaan Inggris, Robertus Ketenensis atau juga dikenal dengan nama Robert dari Ketton, dan Hermannus Dalmatin atau juga dikenal dengan nama Herman dari Carinthia, Petrus Agung kemudian menerjemahkan teks Alquran ke dalam bahasa Latin yang diberi judul 'Lex Mahumet Pseudoprophete'.

Menurut el-Hurr, Petrus Agung menerjemahkan Alquran untuk mendapatkan pengetahuan tentang kitab suci umat Islam yang pada zamannya menjadi agama yang berkembang pesat di Andalusia, Spanyol.

Salinan terjemahan tersebut sekitar empat abad lamanya hanya dimiliki oleh pihak gereja untuk dipelajari dan tidak diizinkan dicetak di luar gereja dengan alasan supaya umat Kristen tidak mempunyai kesempatan mempelajari Alquran terjemahan tersebut, hingga tidak akan ada penganut Kristen yang murtad dari agamanya.

Pertengahan abad ke-16 M, tepatnya 1543, di bawah pengawasan seorang berkebangsaan Swiss bernama Theodor Bibliander, terjemahan ini kemudian dicetak ulang untuk pertama kalinya.

Pada 1550, untuk kedua kalinya terjemahan Alquran ini dicetak ke dalam tiga jilid, meskipun terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan yang tidak sedikit dalam terjemahan karya Petrus itu.

Meski begitu, terjemahan Alquran karya Petrus tersebut dapat diterima oleh bangsa Eropa, dan dalam waktu singkat menyebar luas di tengah-tengah masyarakat non-Muslim.



Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Nidia Zuraya



Baca Selengkapnya... - SEJARAH PENERJEMAHAN ALQUR’AN

PUSAT INFO MARITIM INDONESIA

DAFTAR LITERATUR PELAJARAN ISLAM

01. 33 FAKTOR YANG MEMBUAHKAN KEKHUSYU'AN DALAM SHALAT
........................................................................................................
02. ADAB BERDO'A
........................................................................................................
03. Adab-Adab Wajib dalam Berpuasa
........................................................................................................
04. AGAR ANDA MUDAH BANGUN UNTUK SHALAT SUBUH
........................................................................................................
05. Akhirnya Saya berhasil Mematikan Rokok
........................................................................................................
06. AMALAN-AMALAN DI BULAN SUCI RAMADHAN
........................................................................................................
07. Apakah Menyentuh Kemaluan Membatalkan Wudhu?
........................................................................................................
08. Bagaimana Cara Menyambut Ramadhan
........................................................................................................
09. Bagaimana Cara Menyambut Ramadhan
........................................................................................................
10. BAHAYA KEMAKSIATAN
........................................................................................................
11. BAHAYA MEROKOK
........................................................................................................
12. BAITI JANNATI
........................................................................................................
13. Beberapa Kekeliruan Kaum Muslimin Seputar Lailatul Qadar
........................................................................................................
14. Beberapa Kesalahan Dalam Bersuci
........................................................................................................
15. Beberapa Kesalahan Dalam Shalat
........................................................................................................
16. CARA PENGOBATAN DENGAN AL QURAN
........................................................................................................
17. CUKUPLAH KEMATIAN SEBAGAI PERINGATAN
........................................................................................................
18. DAHSYATNYA KEKUATAN DO'A
........................................................................................................
19. DAMPAK NEGATIF KEMAKSIATAN DAN DOSA
........................................................................................................
20. DO'A DAN DZIKIR PILIHAN
........................................................................................................
21. DO'A SENJATA ORANG MUKMIN
........................................................................................................
22. DOSA-DOSA YANG DIANGGAP BIASA
........................................................................................................
23. DZIKIR SETELAH SHALAT
........................................................................................................
24. FAEDAH-FAEDAH SAKIT
........................................................................................................
25. Fatwa Tentang Hakikat Sihir
........................................................................................................
26. FATWA TENTANG TATA CARA SHALAT WITIR
........................................................................................................
27. FATWA-FATWA PENTING TENTANG SHALAT
........................................................................................................
28. FATWA-FATWA RAMADHAN
........................................................................................................
29. Hakikat Jin, Pengaruh Dan Cara Pengobatan Kesurupan
........................................................................................................
30. Hal-Hal Yang Diperbolehkan dan Dilarang Dalam Penyelenggaraan Jenazah
........................................................................................................
31. Hal-Hal Yang Diwajibkan dalam Shalat
........................................................................................................
32. HAL-HAL YANG MENGHAPUSKAN DOSA
........................................................................................................
33. Hal-Hal Yang Mewajibkan Mandi
........................................................................................................
34. Haramnya Sihir Pengasih dan Pembenci
........................................................................................................
35. HUKUM MEROKOK DAN MENJUALNYA
........................................................................................................
36. HUKUM ORANG YANG MENGINGKARI ADANYA JIN
........................................................................................................
37. Hukum Perdukunan dan Mendatangi Para dukun
........................................................................................................
38. Hukum Shalat dan Keutamaannya
........................................................................................................
39. HUKUM-HUKUM JENAZAH
........................................................................................................
40. Hukum-Hukum Shalat
........................................................................................................
41. KAIDAH-KAIDAH PENGOBATAN ISLAMY
........................................................................................................
42. Kedudukan Puasa Ramadhan
........................................................................................................
43. KEHIDUPAN SEHARI-HARI YANG ISLAMI
........................................................................................................
44. KEMBALI KEPADA RAMADHAN KAUM SALAF
........................................................................................................
45. Keutamaan Bersegera Menunaikan Shalat
........................................................................................................
46. Keutamaan Ibadah di Bulan Ramadhan
........................................................................................................
47. Keutamaan Ibadah di Bulan Ramadhan
........................................................................................................
48. Keutamaan Qiyam Ramadhan
........................................................................................................
49. Keutamaan Ramadhan
........................................................................................................
50. Keutamaan Shalat Malam
........................................................................................................
51. Keutamaan Shalat Subuh
........................................................................................................
52. KHUSUK DALAM SHALAT
........................................................................................................
53. KHUSYUK dan TUMAKNINAH DALAM SHALAT
........................................................................................................
54. KIAT-KIAT MENGHINDARI BENCANA
........................................................................................................
55. KUMPULAN DO'A DALAM ALQUR'AN DAN HADITS
........................................................................................................
56. LORONG-LORONG SYETAN UNTUK MENYESATKAN MANUSIA
........................................................................................................
57. MAAF...... DILARANG MEROKOK
........................................................................................................
58. Makna Hadits: Tiga Hal Yang Mengikuti Jenazah
........................................................................................................
59. MENGHADIRKAN HATI DALAM SHALAT
........................................................................................................
60. MENGINGAT KEMATIAN & MENYIAPKAN DIRI UNTUK MENGHADAPINYA
........................................................................................................
61. MENGINGAT KEMATIAN & ZUHUD TERHADAP DUNIA
........................................................................................................
62. MENJAGA LISAN
........................................................................................................
63. Menyambut Bulan Mulia
........................................................................................................
64. Menyentuh Perempuan dan Mencium Istri, Apakah Membatalkan Wudhu?
........................................................................................................
65. Meraih Kemenangan di Bulan Ramadhan
........................................................................................................
66. Muhasabah ( Introspeksi diri )
........................................................................................................
67. NASEHAT UNTUK SUAMI ISTRI
........................................................................................................
68. PAGAR DIRI
........................................................................................................
69. Peringatan Bagi yang Melalaikan Shalat Subuh
........................................................................................................
70. PINTU-PINTU PAHALA DAN PENGHAPUS DOSA
........................................................................................................
71. Puasa Anak Kecil di Bulan Ramadhan
........................................................................................................
72. Puasa ‘Asyura
........................................................................................................
73. Ramadhan Bulan Produktifitas
........................................................................................................
74. Ramadhan dan Taubat Kepada Allah
........................................................................................................
75. RENUNGAN PUASA
........................................................................................................
76. Renungan Seputar Shalat Tarawih
........................................................................................................
77. RENUNGAN TENTANG KEMATIAN
........................................................................................................
78. Ringkasan Hukum-Hukum Seputar Puasa
........................................................................................................
79. RISALAH RAMADHAN
........................................................................................................
80. Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam
........................................................................................................
81. Shalat Bagi Orang Pemilik Udzur & Shalat Khauf
........................................................................................................
82. Shalat Berjamaah
........................................................................................................
83. Sifat Shalat Nabi dari Takbir Hingga Salam
........................................................................................................
84. SIKSA KUBUR DAN KENIKMATANNYA
........................................................................................................
85. SUAMI TIDAK SHALAT
........................................................................................................
86. TANDA-TANDA HUSNUL KHATIMAH DAN SUUL KHATIMAH
........................................................................................................
87. Tata Cara Shalat Tarawih dan Witir
........................................................................................................
88. Tata Cara Wudhu Yang Sempurna
........................................................................................................
89. TUNTUNAN THAHARAH DAN SHALAT
........................................................................................................
90. Urgensi Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
........................................................................................................
91. WARA'
........................................................................................................
92. JUDUL
........................................................................................................
93. JUDUL
........................................................................................................
94. JUDUL
........................................................................................................
95. JUDUL
........................................................................................................
96. JUDUL
........................................................................................................
97. JUDUL
........................................................................................................
98. JUDUL
........................................................................................................
99. JUDUL
........................................................................................................
100. JUDUL
........................................................................................................
101. JUDUL
........................................................................................................
102. JUDUL
........................................................................................................
103. JUDUL
........................................................................................................
104. JUDUL
........................................................................................................
105. JUDUL
........................................................................................................
106. JUDUL
........................................................................................................
107. JUDUL
........................................................................................................
108. JUDUL
........................................................................................................
109. JUDUL
........................................................................................................
110. JUDUL
........................................................................................................
111. JUDUL
........................................................................................................
112. JUDUL
........................................................................................................
113. JUDUL
........................................................................................................
114. JUDUL
........................................................................................................
115. JUDUL
........................................................................................................
116. JUDUL
........................................................................................................
117. JUDUL
........................................................................................................
118. JUDUL
........................................................................................................
119. JUDUL
........................................................................................................
120. JUDUL
........................................................................................................
121. JUDUL
........................................................................................................
122. JUDUL
........................................................................................................
123. JUDUL
........................................................................................................
124. JUDUL
........................................................................................................
125. JUDUL
........................................................................................................

LINK ISLAM

01. AL QUR'AN ON-LINE
........................................................................................................
02. DAFTAR ALAMAT LEMBAGA ISLAM
........................................................................................................
03. ISLAM IS MY RELIGION
........................................................................................................
04. ISLAMIC BROADCASTING FORUM
........................................................................................................
05. KABAR ISLAM
........................................................................................................
06. MEDIA ISLAM
........................................................................................................
07. JUDUL
........................................................................................................
08. JUDUL
........................................................................................................
09. JUDUL
........................................................................................................
10. JUDUL
........................................................................................................
11. JUDUL
........................................................................................................
12. JUDUL
........................................................................................................
13. JUDUL
........................................................................................................
14. JUDUL
........................................................................................................
15. JUDUL
........................................................................................................
16. JUDUL
.....................................................................
17. JUDUL
........................................................................................................
18. JUDUL
........................................................................................................
19. JUDUL
........................................................................................................
20. JUDUL
........................................................................................................
21. JUDUL
........................................................................................................
22. JUDUL
........................................................................................................
23. JUDUL
........................................................................................................
24. JUDUL
........................................................................................................
25. JUDUL
........................................................................................................
26. JUDUL
........................................................................................................
27. JUDUL
........................................................................................................
28. JUDUL
........................................................................................................
29. JUDUL
........................................................................................................
30. JUDUL
........................................................................................................
31. JUDUL
........................................................................................................
32. JUDUL
........................................................................................................
33. JUDUL
........................................................................................................
34. JUDUL
........................................................................................................
35. JUDUL
........................................................................................................
36. JUDUL
........................................................................................................
37. JUDUL
........................................................................................................
38. JUDUL
........................................................................................................
39. JUDUL
........................................................................................................
40. JUDUL
........................................................................................................
41. JUDUL
........................................................................................................
42. JUDUL
........................................................................................................
43. JUDUL
........................................................................................................
44. JUDUL
........................................................................................................
45. JUDUL
........................................................................................................
46. JUDUL
........................................................................................................
47. JUDUL
........................................................................................................
48. JUDUL
........................................................................................................
49. JUDUL
........................................................................................................
50. JUDUL
........................................................................................................
51. JUDUL
........................................................................................................
52. JUDUL
........................................................................................................
53. JUDUL
........................................................................................................
54. JUDUL
........................................................................................................
55. JUDUL
........................................................................................................
56. JUDUL
........................................................................................................
57. JUDUL
........................................................................................................
58. JUDUL
........................................................................................................
59. JUDUL
.....................................................................
60. JUDUL
........................................................................................................
61. JUDUL
........................................................................................................
62. JUDUL
........................................................................................................
63. JUDUL
........................................................................................................
64. JUDUL
........................................................................................................
65. JUDUL
........................................................................................................